Puasa itu bertujuan supaya kita melepaskan mata dari hal-hal duniawi dan berpusat pada Tuhan.
Puasa juga merupakan cara untuk mendemonstrasikan kepada Tuhan, dan kepada diri
sendiri, bahwa kita serius dalam hubungan kita dengan Tuhan. Sekalipun di dalam Alkitab puasa selalu berhubungan dengan tidak makan,
ada cara-cara lain untuk berpuasa. Apapun yang dapat ditinggalkan
untuk sementara demi untuk memusatkan perhatian pada Tuhan dengan cara
yang lebih baik dapat dianggap sebagai puasa. Dengan mengalihkan mata dari hal-hal dunia ini, kita dapat memusatkan
diri pada Kristus dengan lebih baik.
Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Tuhan. Puasa bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan dengan penuh sukacita.
Puasa bukanlah cara untuk membuat Tuhan melakukan apa yang kita inginkan. Puasa mengubah kita, bukan Tuhan. Puasa bukanlah cara untuk kelihatan lebih rohani dibanding orang lain. Puasa harus dilakukan dalam kerendahan hati dan dengan penuh sukacita.
“Dan apabila kamu berpuasa,
janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air
mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata
kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila
engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan
dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh
Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang
tersembunyi akan membalasnya kepadamu." (Matius 6:16-18)
Beberapa waktu yang lalu, sempat berpuasa karena ada yang mau dikonfirmasikan kepada Bapa. Juga mendoakan seseorang yang entah kenapa mulai berdiam dalam hatiku. Fall in love???dont know lah...Belajar dari pengalaman, makanya aku mau berdoa lebih dahulu. Berdoa puasa lebih tepatnya supaya gak salah lagi =p
Yang ditanyakan dan mau dikonfirmasikan itu tentang kesiapan ku untuk memiliki pasangan hidup, mendoakan dia yang mulai hadir dalam hatiku. Dan, tepat pada hari ke-7 banyak hal yang aku dapatkan. Aku merasa beruntung ada dia yang hadir, yang bisa dijadikan panutan dan pemimpin, entah sungguh dia atau bukan biar Bapa saja yang bicara. Justru dari dia aku dapatkan beberapa jawaban, bahwa aku belum siap karena aku masih terlalu menginginkan segala sesuatu yang instan, aku diminta untuk belajar menikmati proses. Dan aku tahu, dimata Bapa, aku masih belum siap, masih banyak yang kurang dalam hidupku, masih banyak yang belum berkenan dihadapan Bapa.
Kalau dipikir - pikir, jawaban Bapa gak enak, gak sama kaya yang aku mau. Tapi itu namanya proses dan harus diterima, harus punya sikap mental mau dikritik. Dan aku baik - baik saja sampai sekarang. Merasa begitu disayang dan diperhatikan Bapa itu luar biasa. Bagaimana mungkin bisa berhenti mencintai Bapa? Rasanya gak sanggup buat berhenti bergelora padaNya.