Friday, February 22, 2013

Mimpi 1

Beberapa kali saya sering mendapatkan mimpi. Dan mimpi itu seakan-akan hidup dan nyata. Salah satunya pernah saya bawa dalam pergumulan.

Saat itu saya melihat aula yang sangat besar dan semua dindingnya terbuat dari kaca (bukan cermin). Saya bisa melihat ke dalam ruangan tersebut karena saya sedang duduk-duduk dengan beberapa orang di luar ruangan tersebut, seakan sedang menanti pintu ruangan tersebut terbuka. Lalu tiba-tiba datanglah seorang teman yang saya kenal, walau wajahnya tidak terlihat tapi saya bisa mengenalinya (dont ask me why? =p ) . Dan teman saya berkata "Gimana ini?aku ga punya gaun untuk dipakai". Tiba-tiba setting tempat bisa berpindah kesebuah ruangan yang saya kenali sebagai kamarku dalam mimpi tersebut. Saya buka sebuah lemari kayu yang sangat besar berwarna putih gading dengan ukir-ukiran dari emas. Saya takjub melihat lemari tersebut, tapi lebih takjub lagi dengan isinya...WOOOW!!! gaun dan jubah warna-warni satu lemari penuh. Akhirnya saya mengambil salah satu gaun cantik berwarna ungu dan menyerahkan pada temanku. Sayangnya mimpiku berakhir disana, dipakai atau tidak, cocok atau tidak...saya tidak tahu.

Setelah terbangun, saya bingung, gak tau apa maksud mimpiku. Dan akhirnya pada suatu hari saya share dengan seorang teman. Dan saya dapatkan beberapa hal.
  1. Tentang gaun itu bicara soal pesta. 
  2. Aula kaca dengan beberapa orang diluarnya sedang menanti-nantikan pesta tersebut bicara bahwa banyak orang yang sedang menantikan untuk hadir di pesta Sang Raja. Dan dindingnya yang terbuat dari kaca dimaksudkan kita bisa melihat ke dalam, tapi kita belum tentu bisa masuk ke dalam sebelum waktunya.
  3. Jika saya bisa mendapatkan sebuah kamar yang berisi lemari full gaun dan jubah, hal itu bicara bahwa setiap dari kita sudah dipersiapkan. Disaat menanti itu, kita memiliki ruangan kita masing-masing dan apakah lemarimu penuh atau tidak itu tergantung kita mau tidak memenuhinya. Siap atau tidak kita hadiri pesta tersebut.
  4. Temanku tidak memiliki gaun satupun, itu tandanya dia belum siap. Dan gaun yang saya berikan dipakai atau tidak, atau apakah pas atau tidak seakan bicara kalau temanku dalam keadaan tidak pasti bisa menghadiri pesta Raja atau tidak.
Saya bawa mimpiku dalam doa, ketakutan menjalar dalam hatiku. Perasaan yang tidak bisa ditutupi, karena saya nggak mau ada relasi dan teman - teman yang ga bisa datang dalam pesta Raja. Aku begitu cemas jika anak - anak Bapa mulai mundur satu per satu.

Saya berharap dan berdoa bagi kita semua supaya bersiap - siap karena waktunya sungguh sudah semakin dekat. Sudah nggak main - main, dan jangan sekali - sekali bermain dengan karunia dan talenta yang sudah dipercayakan pada kita. Jangan sampai kita nggak punya apapun yang bisa dikenakan untuk hadiri pesta Raja kita. Apapun yang bisa kita lakukan, maka lakukan. Berjalan dengan penuh iman dan Bapa yang akan mampukan. 

Mari mulai dari kita, api kecil yang kita punya, gelora cinta yang ada pada kita. Kita bangun unity hingga api - api kecil tersebut saling menyambar satu dengan yang lain hingga setiap desa, kota, dan bahkan bangsa kita penuh dengan gelora cinta bagi Bapa.  Jangan sampai ada yang tertinggal karena itu membuat hati Bapa sedih dan kecewa.
Mari berdiri bagi bangsa kita. Sepakat, Sederap, dan Sehati.