Berkatalah ia: " TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah- tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan- Nya tampak kepada mereka api yang menyala. (Ul 33: 2)
Ada
3 gunung yang disebutkan: Sinai artinya daerah yang berduri,
Seir artinya berbulu atau sesuatu yang kasar, dan Paran
artinya tempat yang banyak lubang atau guanya.
Saat
pengertian 3 gunung digabungkan, didapatkan 1 pribadi: Yesus. Jadi
anugrah gunung-gunung itu adalah Yesus sendiri. Saat penyaliban di
Golgota: Yesus dimahkotai duri; tubuhNya dihancurkan
oleh cambuk tentara Romawi; di tangan, kaki dan lambung Yesus ada
lubang.
Perjanjian lama adalah gambaran dari kenyataan di perjanjian baru. Maka berkat Musa artinya: akan tiba waktunya kita lihat gambaran 3 gunung ini muncul dalam 1 pribadi, dan Dialah Mesias, namanya Yesus Kristus.
Sungguh Ia mengasihi umat-Nya; semua orang-Nya yang kudus--di dalam tangan-Mulah mereka, pada kaki-Mulah mereka duduk, menangkap sesuatu dari firman-Mu. (Ul 33: 3)
Penebusan
adalah anugrah Tuhan bagi kita. Sebelum Yesus mati dan bangkit bagi
kita, orang harus berjuang mencari Tuhan. Setelah Tuhan datang ke
dunia, Tuhan yang mencari kita.
Pak Agung terima SMS tengah malam. SMS / telepon tengah malam ada 3 kemungkinan: breaking news yang harus disampaikan saat itu juga, berita darurat/ emergency yang harus disampaikan saat itu juga, atau orang stress yang mengganggu pendeta. Orang yang SMS ini tipe ke-3 dan sedang hutang bank, usahanya sulit, merasa sudah melakukan banyak hal tapi tidak ada hasilnya, dan dia merasa Tuhan melupakan dia.
Saat keadaan berat jangan musuhi Tuhan, karena tidak akan ada lagi yang bisa tolong kita.
Saat Tuhan hadapkan orang tersebut kepada Tuhan, Tuhan ingatkan bahwa Tuhan mengajarkan jalan-jalanNya kepada Musa, dan perbuatan-perbuatanNya pada mayoritas orang Israel. Artinya kepada Musa Tuhan tunjukkan jalannya sesuai doa permohonan Musa, tapi sebagian besar orang Israel tidak mau tahu jalanNya dan hanya mau hasilnya. Ini merupakan kesalahan banyak anak Tuhan: Selalu hanya ada satu-dua “Musa” yang ingin belajar bagaimana caraNya, sisanya hanya ingin hasilnya.
Hidup dengan Tuhan Yesus adalah hidup dalam anugrah. Di ayat 3 dikatakan bahwa tempat terfavorit bagi kita seharusnya duduk di kaki Tuhan, karena kita akan dapat rhema, dan rhema itu menghasilkan iman, dan iman itu akan menghasilkan mujizat. Kaki Tuhan muncul setiap kali sikap hati kita merendah di hadapan Tuhan, mengakui kesalahan, dosa, ketidak-berdayaan, kebodohan dan ketidakmampuan kita. Tuhan tidak pernah tolak atau tendang orang yang datang ke kakiNya. Tapi saat kita merasa hebat dan benar, kita tidak akan pernah dapatkan kakiNya
Semua orang yang lari ke kaki Tuhan, tidak ada yang di tolak Tuhan:
- Wanita Siro-Fenesia yang anaknya kerasukan. Dia menginterupsi pengajaran Tuhan, tersungkur di kaki Yesus. Akhirnya Tuhan sembuhkan anaknya.
- Wanita yang 12 tahun pendarahan, mencari kaki Tuhan, menjamah ujung jumbai jubahNya, dan dia disembuhkan.
- Wanita yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu dan seka dengan rambutnya. Yesus berkata bahwa kemanapun Injil diberitakan perbuatan wanita ini akan diceritakan.
- 10 orang kusta disembuhkan, 1 orang samaria balik dan tersungkur di kaki Tuhan. Tuhan berkata bahwa iman orang Samaria ini menyelamatkannya.
- Maria dan Marta di Bethania. Maria duduk di kaki Tuhan, dan Tuhan sebut bahwa Maria memilih bagian terbaik dan tidak akan diambil daripadanya.
Tuhan membenci orang yang sombong (Yes 2: 11-12)
Saat itu aku sampai di Dieng sekitar pukul 22.00 - 23.00 WIB. Dan pada kondisi capek diperjalanan, pada pukul 04.00 WIB, aku beserta teman-teman sudah dibangunkan oleh guide kami. Untuk bisa lihat sunrise dari puncak Dieng kami harus bangun sepagi itu. Capek? iya.. Ngantuk?? sangat...
Pemandangan
di samping itu bukan dari puncak gunung Dieng... Aku masih dari jauh
untuk bisa mencapainya. Butuh ketahanan fisik yang sangat kuat untuk
bisa sampai ke puncak.
Kami naik mobil sampai sebelum berjalan kaki. Banyak rombongan lain yang ternyata berharap juga untuk bisa melihat matahari terbit dari puncak gunung Dieng. Kami semua berjalan di jalan setapak, cuma berbekal minum dan baju dingin seadanya. Semakin ke atas, nafas pun semakin berat, perut mulai terasa mual, dan kepala terasa pening. Tekanan makin besar dan kami mulai terengah-engah. Ingin memaksakan diri karena sudah sampai disana, tapi aku menyadari kekuatan tubuhku sendiri dan saudaraku pun mulai pucat wajahnya. Akhirnya aku memutuskan berhenti dan menemani saudaraku untuk turun gunung. Dan ternyata yang bisa mencapai puncakpun kondisi fisiknya payah semua, bahkan ada yang (maaf) sampai muntah.
Yang mau saya bagikan itu adalah untuk berdiri di atas puncak gunung itu butuh ketahanan fisik yang didapat dari latihan setiap saat. Makin mau dilatih makin kuatlah kita. Terkadang kita minta dikuatkan tapi sering lebih banyak mengeluh dan ingin menyerah. Sama halnya dengan keKristenan kita, maukah untuk dibawa naik dari level ke level berikutnya?? KeKristenan
membawa kita from faith to faith, from grace to grace, from glory to
glory.
Mari
tetap maju dan tidak mudah menyerah dalam perjalanan kita dengan
Tuhan. Sampai kita dapati iman kita jadi kenyataan.
Saat
kita melewati neraka, jangan berhenti ! Jalan terus! Karena jika
berhenti kita akan tinggal disitu.
Bukan masalah bisa atau tidak, tapi masalah mau atau tidak.