Pernah suatu hari aku terbangun dalam kondisi hati yang kacau, rasanya ada banyak hal yang sebenarnya masih bisa aku lakukan untuk menjawab kerinduan hati Bapa. Minggu pagi itu aku bersujud menyembah dan bertanya pada Bapa, apa sebenarnya yang masih bisa aku lakukan...Aku tersungkur sambil menangis sesenggukan. Aku merasa tidak berguna dan membuang-buang waktu pada saat itu.
Tiba-tiba pada saat aku berdoa dalam tangisku, tiba-tiba dalam benakku aku teringat pada seorang teman. Kebiasaanku saat menyapa seorang teman adalah memangil nama mereka terlebih dahulu. Tapi, pada sata itu yang aku lakukan beda daripada biasanya "What should I do?" itu kata pertama yang aku ketikkan pada BBM chatku, dan temanku menjawab "Aku ga ngerti apa yang kamu alami, tapi apa yang berasal dari Bapa pasti bawa kedamaian." Dan saat itu juga aku tersadar bahwa perasaan apa yang aku alami pagi itu hanya intimidasi dari iblis supaya aku menyibukkan diri dalam pelayanan dan melupakan waktu pribadiku bersama Bapa.
"Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di
sebuah desa. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di
rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria.
Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,
sedangkan Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata,
“Tuhan, tidakkah Engkau peduli bahwa saudaraku membiarkan aku melayani
seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.” Tetapi Tuhan menjawabnya,
“Marta, Marta, engkau khawatir dan menyusahkan diri dengan banyak hal,
tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian terbaik
yang tidak akan diambil dari dia.” (Luk 10:38-42)
Kemudian aku pergi ke gereja seperti biasanya bersama keluargaku. Dan pada saat Hamba Tuhan yang berkotbah hari itu membuka doa dengan 1 kalimat yang luar biasa bagiku. Hamba Tuhan tersebut berdoa " Ya Tuhan....Ini kami sebagai mempelaiMu......" pada saat itu juga aku tersadar tentang panggilanku sebagai seorang mempelai, yaitu hanya cukup duduk diam dekat kaki Bapa, belajar mendengar suara dan isi hati Bapa, layaknya Maria dan bukannya Marta, dan juga bertindak seperti Ratu Ester yang terus belajar untuk menyenangkan hati Raja. Dan akhirnya aku bisa melewati hari itu dengan bersuka cita karena suara Bapa kudengarkan melalui orang lain hari itu.
Namun aku salah, teguran dan himbauan lain datang saat buku yang kupesan akhirnya sampai juga kerumahku. Aku ambil salah satu buku yang berjudul "Bisakah Watak Manusia Berubah?" , buku ini merupakan karangan dari Ev.drg. Yusak Tjipto Purnomo. Dan pada saat aku membaca halaman-halaman pertama buku itu, aku menemukan 1 ayat yang cukup keras menampar aku, yaitu Yesaya 30:15.
"Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,..."
(Yesaya 30:15)
Nah!!!itu diaaaaa...tinggal diam dan tenang serta percaya aja... Hal ini sangat menguatkan aku. Jatahku itu ya cuma duduk diam, nggak banyak bertingkah. Terus belajar memahami isi hati Bapa, terus mengasah kepekaan akan suaraNya. Biar makin hari makin jelas terdengar suaraNya.
Apapun yang datangnya dari Bapa selalu membawa suka cita.