Friday, January 18, 2013

Dibangunkan???

Pernah suatu tengah malam aku terbangun, waktu itu tepat jam 12 tengah malam. Masih dalam keadaan sangat mengantuk, aku memaksakan untuk kembali tidur. Tapi malam itu entah mengapa sungguh-sungguh tidak bisa dibuat tidur kembali malahan kepalaku sedikit pusing karena terlalu memaksa tidur.

Kebiasaan yang mulai sering aku rasakan itu, Bapa sering membangunkan aku sesuka hati-Nya, mau jam 1 ya jam 1 subuh...jam 4 ya jam 4...Pokoknya kalo disuruh bangun aku harus bangun. Tapi malam itu rasanya masih sangat mengantuk, jadi aku bilang "Bapa...aku masih mengantuk", berusaha buat mengajak kompromi. Tapi malah mata mendadak terasa jadi segar, akhirnya aku bilang "Baiklah...aku bangun Bapa..apa yang mau Engkau bicarakan?"

Aku memutar playlist laguku...memakai headset supaya orang-orang di rumah tidak terganggu, dan aku bersenandung memuji dan menyembah. Terasa lamaaaaa sekali, tapi gak ada yang terjadi. Aku melihat layar blackberry'ku...ya Tuhan...gak kerasa 2 jam sudah berlalu. Akhirnya aku mencoba konfirmasi ulang "Bapa...Bapa...mau ngomong apa sich sebenernya?aku masih harus berangkat kerja lho...kalo sambil ngantuk bagaimana mungkin pekerjaanku bisa jadi bagian penyembahanku?"

Apa yang terjadi setelah aku bicara seperti itu???
Tiba-tiba ada sebuah gambaran sangat jelas...seperti diputarkan film soal aku dan keluargaku. Aku seperti ditarik mundur ketitik awal saat aku awal kelas 4SD, dimana itu adalah awal-awal kejatuhan keluargaku.
Semua gambaran begitu sangat jelas, tangisan mama, wajah frustasi papa, dan tawa di tengah-tengah pencobaan itu, bahkan saat mama'ku ditodong pistol di kepalanya. Semua potongan kejadian demi kejadian yang bahkan sudah aku lupakan muncul satu persatu, dan gambaran itu berakhir sampai akhirnya kami bisa bangkit seperti sekarang.

Dan mendadak tangisku meledak...aku menangis sesenggukan...dadaku terasa sangat perih...sakitnya luar biasa..aku menangis dan terus menangis...Tiba-tiba Bapa berkata, "Lihatlah..kalau bukan bersama denganKU apa mungkin kalian bisa melewati itu semua???". Aku langsung makin menangis dan sambil terisak aku bilang "iya Bapa...kalau bukan karena perkenananMU..semua nggak akan mungkin seperti sekarang..nggak mungkin aku bisa kuliah,naik mobil bagus, makan enak, jalan-jalan...semua yang terbaik yang aku punya saat ini gak mungkin ada tanpa Engkau".

Aku menangis bukan karena pencobaan yang Bapa hadapkan dalam hidupku, tapi karena aku berpikir siapakah aku hingga Bapa begitu menyayangiku, hingga Bapa berikan semua yang terbaik, bahkan hingga Dia mengingatkan bahwa Bapa masih ada dan masih care lewat panggilan-panggilannya setiap malam. Siapa aku hingga begitu berharga di mataNya. Tapi setelah itu aku lega, dan seakan-akan ada yang memelukku dengan lembutnya, aku percaya itu Dia.

Sejak saat itu, aku ga mau pake konfirmasi atau kompromi. Dia mau aku bangun, saat itu juga aku bangun. Justru itu jadi saat-saat yang luar biasa. Melewatkan alarm bangunNya malah jadi kejadian yang membuatku menyesal karena berarti aku melewatkan moment ngobrol bareng Bapa.

 

Jadi Biji MataMu 

Ir Niko Notoraharjo

Kasih setiaMu yang kurasakan
Lebih tinggi dari langit biru
KebaikanMu yang telah kau nyatakan
Lebih dalam dari Lautan

BerkatMu yang telah kuterima
Sempat membuatku terpesona
Apa yang tak pernah kupikirkan
Itu yang sediakan bagiku

Siapakah aku ini Tuhan
Jadi biji matamu
Dengan apakah kubalas Tuhan
Selain puji dan sembah Kau


Ternyata mencintaiMu itu sudah seharusnya karena Engkau terlebih dulu mengasihiku