" Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa." (Mazmur 23:1-6)
Kali ini aku mau cerita soal pengalaman hari kedua ku di camp yang aku ikuti. Ada satu sesi yang membuat aku berani di muka umum. Menceritakan bagaimana belajar "peka". Saat itu aku hanya bicara dalam hati kalau ada yang mau aku bagikan saat aku membaca ayat di atas, tapi pembicara cuma meminta 2 orang maju ke depan. Dan aku masih terdiam di tempat duduk walau posisiku berada di depan sendiri. Tidak tahu kenapa pembicara tiba-tiba bilang ingin menambah satu orang lagi untuk sharing di depan, dan fas'ku langsung mencolek aku yang berada paling ujung "ayo!!maju!!". Ow..ow..harus maju sepertinya.
Pengalaman maju bicara sambil diamati 60 pasang mata itu luar biasa. Apa yang aku dapatin??? Okay...well...Tuhan bilang kalau proses tidak akan pernah mudah, harus ada yang "diamputasi" dalam diri kita, tapi gak perlu kuatir karena Tuhan akan selalu bersama - sama denganku selama proses itu terjadi. Dan saat proses itu selesai, Bapaku akan melihat diriku jadi mempelai-Nya yang cantik dan menawan.
Ini bukan cuma berlaku buat diriku sendiri, melainkan buat kita semua. Ini baru langkah awal, karena setelah pulang dari tempat ini banyaaaaak banget pengalaman - pengalaman luar biasa yang aku dapet. Prosesnya memang nggak mudah. Dan butuh banyak penundukan diri serta ketaatan di dalamnya. Apalagi buat bisa peka dan denger apa isi hati Bapa.
Uhmmm...bisa dikatakan aku itu langganan altar call (maju ke depan untuk di doakan khusus). Hampir dari awal sesi selalu maju ke depan. Tapi yang terakhir di malam hari kedua ini rasanya kaya dapet WOW factor. Banyak banget hal yang mengusik yang mau aku share ke orang - orang disana, namun saat didoakan, orang yang mendoakan itu seakan tahu apa isi hatiku, dia bicara "Meli..kamu gak perlu ngomong apa-apa,karena tanpa kamu ngomong sama siapapun....Tuhan sudah tau isi hatimu..ampuni orang yang sudah menyakitimu..Tuhan menyayangimu...Tuhan mau pakai kamu jadi alat-Nya." Aku menangis dan berteriak..aku meneriakan nama orang yang sudah sangat menyakitiku.. Dan rasanya semua rasa kasih dan pengampunan gak pernah habis mengalir dalam hatiku. Malam itu juga aku lakukan rekonsiliasi dengan seseorang.
Sebelumnya aku punya komunitas yang luar biasa. Namun aku memilih keluar karena aku gak mau jadi hambatan seseorang untuk terus bertumbuh dalam Tuhan. Dan aku percaya Bapa sudah siapkan plan lain buat aku tanpa komunitas tersebut. Selama di komunitas itu, mereka selalu berkata soal destiny hidup mereka. Diam - diam hal itu sangaaaat mengusik hati kecilku dan terkadang aku bertanya "Bapa, semua orang punya destiny masing - masing, lalu apa destinyku?masa sich Engkau ciptakan aku tanpa ada tujuan yang bisa aku menangkan?" Dan saat altar call itulah aku dapatkan destiny hidupku, bahwa aku harus ada buat mereka - mereka yang alami luka dan kepaitan dalam hidup. Baik yang seperti aku atau bahkan lebih parah lagi.
" Cinta Bapa gak akan pernah berakhir bagi kita. Selalu baru dan bawa damai sejahtera."