Tidak ada satupun orang yang sanggup dan mampu memahami isi hati dan rencana-Nya.
"Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu." (Yesaya 55:8-9)
Seperti ayat di atas, aku baru menyadari bahwa apa yang terjadi dalam kehidupanku, baik segala kebaikannya maupun kejatuhannya tidak pernah luput sedikitpun dari pemandangan Bapa. Dan baru menyadari bahwa itulah yang terbaik, itulah yang Tuhan ijinkan terjadi untuk membentukku jadi lebih kuat dan lebih berserah pasrah pada-Nya.
Aku dilahirkan dalam keluarga yang penuh kelimpahan. Apapun yang aku mau pasti bisa didapatkan. Tapi karena kasih Bapa, Dia ijinkan maslah itu menimpa keluargaku, satu rupiahpun kami tidak punya. Sampai akhirnya mama tidak kuat dan memilih pindah ke Jakarta bersamaku dan kakak ku, sedangkan papa harus bekerja ke luar pulau. Keadaan itu mengajarkan aku untuk menerima segala hal yang aku miliki. Bisa makan itu sudah merupakan anugerah.
Tidak ada satupun saudara yang simpati kecuali keluarga mama. Tanteku mendidikku mengenal Tuhan hingga aku punya pegangan dalam hidup. Papa mulai usahanya kembali sungguh-sungguh dari nol. Prinsip papa, biarlah semua orang menghinanya, tapi anak - anak papa harus jadi orang yang berhasil dan bisa dibanggakan. Jadi dari kecil fokus utamaku adalah gelar sarjana, aku mau jadi kebanggan papaku.
Dan saat ini, aku dan kakak bisa lulus kuliah dengan nilai memuaskan. Kami bisa berikan pengabdian kami di pendidikan buat papa. Membalas cinta dan kasih papa buat anak-anaknya. Ada saatnya bingung dan galau buat minta uang sekolah atau kuliah, terkadang sampai tidak tega buat minta uang. Dan jika saat ini aku dan keluarga menengok ke masa lalu,WOW!! dari mana gerangan semua uang yang bisa kami pergunakan. Selalu adaaaa saja berkat-Nya. Puji Tuhan sekarang papaku malah bisa jadi berkat buat adik-adiknya.
Pengampunan itu luar biasa dampaknya. Disaat rasa benci dan dendam itu kita kikis habis, berkat Bapa mengalir lebih dan lebih lagi. Tidak pernah terbayangkan kalau salah satu adik papa yang kaya raya itu, saat ini malah dibantu Bapa. Tidak perlu kita repot-repot dan menghabiskan tenaga buat balas dendam atau membenci orang lain, karena pembalasan itu milik Bapa.
"sebab itu beginilah firman Tuhan: Sesungguhnya, Aku akan memperjuangkan perkaramu, dan akan melakukan pembalasan untukmu: Aku akan mengeringkan lautnya dan akan menggersangkan sumber airnya." (Yeremia 51:36)
Dan saat ini...masa laluku adalah kebanggaanku karena aku merasakan kasih Bapa yang sungguh-sungguh. Selain itu, masa lalu itu membawa keluargaku mendekat pada Bapa. Kami sekeluarga bukan hanya dikumpulkan kembali, tapi juga dipersatukan dalam nama-Nya.
"Tidak perlu menghitung-hitung berkat yang akan diterima pada saat mengalami pencobaan. Karena itu menyakiti hati-Nya."